MENUJU KE LAUT
karya Sutan Takdir Alisyahbana
Kami telah
meninggalkan engkau,
tasik yang
tenang, tiada beriak
diteduhi gunung
yang rimbun
dari angin
topan.
Sebab sekali
kami terbangun
dari mimpi yang
nikmat
“Ombak ria berkejar-kejaran
di gelanggang biru bertepi langit
Pasir rata berulang dikecup,
tebing jurang ditantang diserang
dalam bergurau bersama angin
dalam berlomba bersama mega.”
Sejak itu jiwaku
gelisah,
selalu berjuang,
tiada reda
Ketenangan lama
rasa beku.
Gunung pelindung
rasa penghalang.
Berontak hati
hendak bebas,
Menyerang segala
apa menghadang
Gemuruh berderau
kami jatuh,
terhempas
berderai mutiara bercahaya.
Gegap gempita
suara mengerang.
Dahsyat bahana suara menang
Keluh dan gelak
silih berganti
Pekik dan tempik sambut-menyambut.
Tetapi betapa sukarnya jalan,
badan terhempas, kepala tertumbuk,
hati hancur, pikiran kusut
namun kembali tiada ingin,
ketenangan lama tiada diratap
Kami telah
meninggalkan engkau,
Tasik yang
tenang, tiada beriak,
diteduhi gunung
yang rimbun
dari angin dan
topan.
Sebab sekali
kami terbangun
dari mimpi yang
nikmat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan Anda mengisi komentar jika mendapat manfaat dari uraian di atas. Hindari SARA dan junjung tinggi etika kesopanan... No SPAM...!!! Terima kasih...