4 Agustus 2019

Puisi "Menuju ke Laut" karya Sutan Takdir Alisyahbana


MENUJU KE LAUT
 karya Sutan Takdir Alisyahbana

Kami telah meninggalkan engkau,
tasik yang tenang, tiada beriak
diteduhi gunung yang rimbun
dari angin topan.
Sebab sekali kami terbangun
dari mimpi yang nikmat
“Ombak ria berkejar-kejaran
di gelanggang biru bertepi langit
Pasir rata berulang dikecup,
tebing jurang ditantang diserang
dalam bergurau bersama angin
dalam berlomba bersama mega.”
Sejak itu jiwaku gelisah,
selalu berjuang, tiada reda
Ketenangan lama rasa beku.
Gunung pelindung rasa penghalang.
Berontak hati hendak bebas,
Menyerang segala apa menghadang
Gemuruh berderau kami jatuh,
terhempas berderai mutiara bercahaya.
Gegap gempita suara mengerang.
Dahsyat bahana suara menang
Keluh dan gelak silih berganti
Pekik dan tempik sambut-menyambut.
Tetapi betapa sukarnya jalan,
badan terhempas, kepala tertumbuk,
hati hancur, pikiran kusut
namun kembali tiada ingin,
ketenangan lama tiada diratap
Kami telah meninggalkan engkau,
Tasik yang tenang, tiada beriak,
diteduhi gunung yang rimbun
dari angin dan topan.
Sebab sekali kami terbangun
dari mimpi yang nikmat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silakan Anda mengisi komentar jika mendapat manfaat dari uraian di atas. Hindari SARA dan junjung tinggi etika kesopanan... No SPAM...!!! Terima kasih...