Syair merupakan puisi lama yang terkenal sebagai media untuk menyampaikan pikiran, emosi, perasaan, dan berbagai peristiwa. Syair juga bisa menjadi cara yang efektif untuk memberi nasihat, menyampaikan nilai agama, dan mengungkapkan rasa cinta.
Pengertian Syair
Syair adalah puisi lama yang digunakan untuk menuliskan hal-hal yang panjang. Misalnya, cerita, nasihat, agama, dan sebagainya. Oleh karena itu, kamu mungkin pernah membaca syair dengan bait yang banyak.
Syair masuk ke Indonesia saat penyebaran agama Islam. Ciri utama syair adalah menggunakan bahasa Melayu kuno. Meskipun awalnya syair mengacu pada tradisi sastra Arab, syair terus mengalami evolusi dan modifikasi sehingga menciptakan identitas khas Melayu.
Fungsi Syair
Syair dimanfaatkan sebagai hiburan di berbagai acara sosial seperti pernikahan atau acara lainnya. Syair juga dinyanyikan untuk mengiringi tarian tertentu. Melalui keindahan lirik dan suara, syair dapat menyentuh hati pendengar dan meninggalkan kesan yang dalam. Syair digunakan untuk mengajarkan nilai-nilai melalui cerita. Syair berperan dalam acara-acara seni dan budaya masyarakat.
Ciri-Ciri Syair
Berikut adalah ciri-ciri syair:
1. Terdiri dari Empat Baris
Satu bait syair terdiri dari empat baris. Syair bisa terdiri dari beberapa bait, sesuai keinginan penyair. Tapi, setiap baitnya hanya terdiri dari empat baris. Berikut contohnya:
Ke sekolah luruskan niatmu (baris 1)
Tekadkan hati mencari ilmu (baris 2)
Tak ada rugi belajar tiap waktu (baris 3)
Supaya baik masa depanmu (baris 4)
2. Tiap Baris Terdiri dari Empat Sampai Enam Kata
Ciri syair yang kedua adalah, di setiap barisnya terdiri dari empat sampai enam kata.
Contoh syair:
Kita saja yang masih kurang (5 kata)
Belajar juga masih jarang (4 kata)
Masih suka berbuat curang (4 kata)
Jangan salahkan siapa-siapa kalau jadi terbelakang (6 kata)
3. Tiap Baris Terdiri dari 8 – 12 Suku Kata
Suku kata adalah jumlah gabungan satu atau lebih huruf konsonan dan satu huruf vokal. Nah, setiap baris syair biasanya terdiri dari delapan sampai dua belas suku kata. Berikut contohnya:
Se/ko/lah a/da/lah tem/pat ber/te/mu (11 suku kata)
de/ngan se/ga/la je/nis il/mu (9 suku kata)
men/ja/di le/bih ba/ik se/la/lu (10 suku kata)
ber/te/mu te/man ti/dak je/mu (9 suku kata)
4. Semua Baris adalah Isi
Berbeda dengan pantun yang terdiri dari dua sampiran dan dua isi, semua baris dalam syair adalah isi. Setiap baris pada syair biasanya memiliki pesan atau cerita. Berikut contoh syair tentang lingkungan:
Alam kini telah hampir mati
Waktu juga tak lagi peduli
Hati manusia makin keras layaknya besi
Berdiri angkuh di atas bumi
Saat pagi menjelang
Tak heran kicau burung menghilang
Langit juga tak tampak tenang
Namun nafsu manusia terus menjulang
Alam sudah tak seimbang
Penghuni di dalam juga jadi malang
Tapi kesadaran tak kunjung datang
Hingga bumi mau tak mau mengerang
5. Berakhiran Rima a-a-a-a
Syair memiliki rima akhiran rima a-a-a-a. Berikut adalah contoh syair dengan akhiran rima yang sama:
Sahabat sejati akan abadi
Tak perlu lagi repot dicari
Andai kita tak bersua lagi
Alangkah hancurnya hati ini
6. Berisi Cerita atau Pesan
Biasanya, syair berisi sebuah cerita sejarah, agama, mitos, atau rekaan. Syair juga dapat berisi petuah atau nasihat baik.
Jenis-Jenis Syair
Syair terbagi menjadi lima jenis, yaitu syair romantis, syair panji, syair agama, syair kiasan, dan syair sejarah. Berikut penjelasan lengkapnya:
1. Syair Romantis
Syair romantis adalah syair yang membahas tentang cinta. Biasanya ada pada cerita hikayat, pelipur lara, atau cerita rakyat. Contoh syair romantis adalah Syair Bidasari yang bercerita tentang putri raja yang dibuang dan akhirnya ditemukan oleh putra bangsawan.
2. Syair Panji
Syair panji bercerita tentang kehidupan di dalam istana dan orang-orang yang ada di dalamnya. Pernah dengar kisah Roro Jonggrang dan Bandung Bondowoso? Nah, kisah Roro Jonggrang adalah contoh syair panji. Contoh syair panji lainnya yang terkenal adalah Ken Tambuhan dan Dayang Sumbi.
3. Syair Sejarah
Sesuai namanya, syair ini bercerita sesuai sejarah yang benar-benar terjadi. Kebanyakan isi syairnya tentang peperangan. Contoh syair sejarah adalah syair Perang Mengkasar, Hikayat Puteri Johar Manikam, dan Saksi Kalimantan Selatan.
4. Syair Kiasan
Syair kiasan mengisahkan percintaan antara bunga, buah, burung, ikan, dan lainnya. Syair ini berisi kiasan atau sindiran terhadap peristiwa tertentu. Contohnya adalah syair Burung Pungguk.
5. Syair Agama
Terakhir adalah syair agama yang mengandung pesan-pesan agama yang terbagi menjadi 4 jenis yaitu; syair sufi, syair nasihat, syair riwayat cerita nabi, dan syair tentang ajaran islam.
Unsur-Unsur Syair
Unsur-unsur syair terbagi menjadi dua yaitu intrinsik dan ekstrinsik, berikut penjelasannya:
1. Unsur Intrinsik
Tema: ide pokok yang ingin disampaikan penyair kepada pembaca. Tema syair sangat beragam seperti agama, alam, lingkungan, pendidikan, kemanusiaan, dan tema lainnya.
Perasaan: sesuatu yang ingin penyair ungkapkan, berupa cara pandang, ciri khasnya, karakter, dan lainnya.
Nada: intonasi atau penekanan dalam isi syair, dapat berupa mengejek, menasehati, bergembira, berbelas kasihan, mengkritik, dsb.
Amanat: pesan atau nasihat yang ingin penyair sampaikan kepada pembaca.
2. Unsur Ekstrinsik
Unsur ekstrinsik adalah faktor yang berada di luar syair, seperti latar belakang penyair, latar belakang sosial dan budaya, adat atau kebiasaan masyarakat setempat, dan pendidikan penyair.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan Anda mengisi komentar jika mendapat manfaat dari uraian di atas. Hindari SARA dan junjung tinggi etika kesopanan... No SPAM...!!! Terima kasih...